Sabtu, Januari 22, 2011

Kembali Genting...

Sayang, belum terdengar ilmu yang mendeteksi secara pasti perubahaan suasana jiwa. Kalau cuma bolak-balik antara cemas dan penuh harap, disiplin ilmu psikologi telah lama tahu. Begitupun dengan ajaran-ajaran Islam. Tetapi jika membuat infografik yang menunjukkan turun naikknya kondisi jiwa, setahu aku belum ada.


Nah, anda saja bisa, tentu potret mentalitas aku sekarang ini seperti kurva turun naik, ada cekungan, ada gunungan. Turun naik tak menentu. Dalam bahasa psikoanalisis: manic-depresif. Lonjakan tiba-tiba dari gembira ke sedih. Dari penuh harap menjadi buntu. Tercermin jelas dalam aktivitas harian. Kadang nafsu untuk berproduksi: misalnya kerja, misalnya menulis, misalnya membaca, silaturahmi, dan melakukan kebaikan-kebaikan, datang begitu tinggi. Penuh semangat pula.

Eh, tak lama kemudian berbalik arah. Serba malas. Pesimis. Cemas. Takut. Plus segala macam pikiran-pikiran ruwet. Lebih-lebih sekarang ini menghadapi situasi yang sangat tidak nyaman. Aku kembali merasakan kegagalan beruntun. Terutama dalam hal prestasi dan kerja.

Meski demikian, tak boleh terlalu larut. Berat terasa memang, beban sedemikian menggunung. Ingatan makin perih manakala terlintas bayangan orang-orang yang kucintai,isteri dan anak-anak. Bergumul dengan perasaan bersalah, guilty feeling yang mendalam. Hanya Tuhan yang mengetahui kegalauan ini.

Kalaupun ada cantelan spirit yang begitu kokoh, tak lain bahwa aku berkali-kali bisa lolos dari lubang jarum. Artinya, situasi genting seperti ini bukan pertama kali terjadi. Sudah sering, bahkan. Insya Allah, kemampuan untuk bertahan masih cukup tersedia, membantu untuk mencarikan solusi. Di sana-sini, juga masih ada peluang yang memungkinkan untuk dikejar. Lagi-lagi, hanya Allah yang bisa membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar