Senin, April 11, 2011

Slametan Mobil Baru...




Alhamdulillah, akhirnya jadi juga syukuran (atau orang Banten bilang Slametan) beli mobil. Jamaah sudah pulang dengan sumringah. Pak Ustadz, setelah ngobrol agak lama, ngeluyur pula ---sembari menyisipkan amplop di saku baju koko. Handai taulan sudah tuntas mendoakan (saya lihat ada yang khusyu, ada pula sembari sms-an). Biarlah… Yang penting niatanya mengharap Ridho dan Perlindungan Allah Subhanahu Wata’ala. Amien.


Keterlaluan kalau cita-cita lama yang diperjuangakan dengan susah payah (maksudnya lebih sering susah, dan membuat badan payah bin lelah), setelah berhasil lantas tak diwarnai dengan kenduri Selametan. Tetangga mau bilang apa? Tak tahu juga ---berhubung belum pasang camera CCTV yang bisa rekam suara juga di rumah sebelah

Kata Alhamdulillah itu, semoga bisa ke luar dari lisan saya sebagai cerminan batin yang khusyu. Sebab yang dikatakan saat ini, bukannya tidak tulus murni, tetapi masih bercampur dengan kecemasan. Cemas jika keberuntungan seperti itu tak datang dalam hidup saya. Maklumlah, apa yang terjadi saat ini adalah “adegan” ceria di rumah tetangga ---juga kawan dekat. Ia baru saja berhasil membeli mobil baru. Tentu, demi menjaga tradisi dan barangkali juga memang sungguh-sunggu berdoa, perlu berepot-repot undang jamaah kiri kanan. Agar bertandang ke rumahnya. Mereka statusnya adalah bertamu sembari dijamu. Bercengkerama sebelum dan sesudah berdoa.

Dan saya, meski pasang muka “shaleh” sebagus mungkin, toh cuma (hanya) hadir sebagai pelengkap dan saksi. Atas kebahagiaan keluarga kawan. Alhamduliillah. Hingga kini,boro-boro mobil, untuk sehari-hari saja kadang utang ke para “pihak” yang masih percaya (atau juga kasihan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar