Jumat, Maret 27, 2009

Empati Pada Pukulan Pertama....

Hadis Nabi mengatakan: kesabaran itu teruji pada saat pukulan pertama. Hadis ini muncul ketika seorang Ibu meraung-raung meratapi kematian puteranya. Oleh Nabi ditegur, tapi si Ibu malah memberontak, seraya mengatakan: Kau Tidak Tahu Kepedihanku.... (tetapi tak sadar yang menegur adalah Nabi). Ketika diberi kabar, sontak si Ibu mencari Nabi dan meminta ma'af, berjanji tak akan meraung-raung lagi. Jawab Nabi, ya, seperti kutipan awal tadi.

Begitupun, empati mungkin hadir di saat kejadian awal. Dua hari ini, hatiku trenyuh... Kabar tentang Tragedi Situ Gintung, di Ciputat, Tangerang. Serta dua kabar lain dari sahabatku, Irman Meilandi dan Seniorku, Bang Naid. Mereka orang tuanya telah tiada, persis di hari-hari kemarin.

Aku ingin menangis. Orang tua mereka, mungkin pergi dengan bangga. Anak-anaknya berhasil menjadi orang sukses. Bagaimana dengan Bapakku?

Ya Allah, aku ingin bermunajat. Jikapun Bapakku pergi, maka ia pergi dengan tenang. Melihat anak-anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Kami, anak-anaknya, tak ada yang sukses. Tetapi Insya Allah, kami mengerti makna berbuat baik. Anak-anakmu, wahai Bapak, bukanlah orang-orang sombong, tinggi hati, dan menindas orang lain. Kami, meski miskin, tetapi selalu ringan tangan membantu kesulitan orang lain. Kami tahu menghargai orang lain. Seperti itulah kami, wahai Bapak....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar