Kamis, Maret 26, 2009

Mempertahankan Keyakinan, Itu Yang Berat

Segalanya memang ditentukan oleh mindset kita. Baik, buruk, kasar, halus, pedih, atau senang, ada dalam benak. Perspektif dengan sendirinya menentukan arah berpendapat terhadap fakta-fakta atau gejala yang aku alam. Terkadang, dalam mengahadapi persoalan, aku bisa enjoy dan menikmati. Bahkan bisa mengubahnya menjadi pernenungan mendalam dalam sholat, dzikir, atau membaca Al Quran. Misalnya aku merasa dilecehkan orang, terhina, atau merasa tidak dihargai pihak lain. Justru hal itu menggiring aku untuk lebih bersemangat menghadap Allah, seraya memunajatkan doa, melantunkan ayat dari Kitab Suci, dan mendaras dzikir.

Tetapi sering pula ---bahkan ini yang paling tinggi frekuensinya---, aku salah dan keliru merespon apa yang terjadi di luar diriku. Termasuk untuk hal-hal yang aku sukai sekalipun. Ketika berlimpah rezeki, justru resah memilih agenda apa yang akan dinikmati. Begitu juga ketika pedih, aku berontak dan marah-marah.Melakukan sesuatu yang dilarang syariah. Aku ternyata rapuh. Sandaranku hanya pada Dia yang kokoh namun Pemurah, Ya Allah, Ampuni kehinaan hambamu ini. Dan hanya kepada MU aku pantas menghambakan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar