Sabtu, Maret 28, 2009

Kesabaran... Angkara.... Kepengecutan....

Ya Allah.... aku pengecut, munafiq, atau bersabar. Tak ada isyarat yang bisa memastikan, bagaimana sebaiknya aku bertindak. Posisiku yang tepat, seperti apa ya Allah. Bantu aku menemukan hikmah di balik peristiwa tadi pagi.

Menjadi pecundang, dihinakan, dilecehkan... Mungkin sesekali manusiawi kita alami. Tetapi jika terus-terusan? Bukan aku tak berani berontak. Melawan pun aku bisa. Tetapi... bukan aku yang menderita. Tapi orang lain. Hatiku adalah untuk orang lain. Aku bersedia sukarela mengorbankan sesuatu.

Ya Allah.... tolong aku.... berikan pertolongan agar aku bisa memahami semua ini. Tak ingin sedetik pun aku menghinakan diri di hadapan mahluk-MU. Biarkanlah hanya kepadaMU aku bersujud, menyembah, menangis, memohon ampunan. Jangan kepada mahluk MU, siapapun, apapun, dan seperti apapun itu.

Aku benar-benar ingin terpuruk. Bercucur air mata ---bukan karena manusia, ya Allah--- tapi karena ketidakmampuan aku bahkan untuk sekedar memahami peristiwa ini. Bimbing aku, Ya Allah. Tuntun aku. Kalaupun aku harus berbuat, itu bukan untuk menyenangkan orang yang jumawa dan takabur. Tapi aku ingin mengikuti ketentuanMU.

Ketakutanku hanya kepadaMU, ya Allah. Aku tahu siksaMU pedih. HukumanMU tak tertanggungkan. Tetapi juga Rahmat dan Kasih SayangMU teramat luas. Berikan aku kasih sayangMU, beri aku kemampuan untuk melihat-memahami-menikmati tuntutan di balik peristiwa yang tidak menyenangkan bagi diriku. Ya Allah.... lindungi aku. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar