Kamis, April 09, 2009

Tarikan-Tarikan Kebaikan, Kuat... Kuat...Kuat....

Keniscayaan hati ketika kita melihat kebaikan dari pihak lain, lantas terdorong untuk ikut. Hatta meresapi dengan bernas, pesona yang memancar dari sesama ----yang dalam penilaian kita mengagumkan. Desakan agar bisa seperti mereka, siapapun itu, bergulir dalam kalbu. Setidaknya keinginan meneladani mereka, orang-orang unggul pilihan. Kejadian seperti ini, adalah sedikit saja dari pembuktian bahwa hati dan akal kita memang menyimpan potensi kebaikan.

Hari ini dua hal yang memesonakan aku. Komentar dari pengamat politik brilian di negeri ini, yaitu Anis Baswedan, tentang makna kemenangan Partai Demokrat (versi Quick Count, tapi mungkin akan seperti itu juga versi resmi KPU), sungguh-sungguh meresap. Di berargumen: dalam politik, realitas kalah penting dibanding persepsi. Jadi fakta, kenyataan, gejala di lapangan, bisa saja dikaburkan atau dikuatkan oleh rekayasa persepsi (melalui iklan, kampanye, sosialisasi, dan mungkin juga propaganda). Menurutnya, posisi edar Partai Demokrat ---sebagai pengendali kekuasaan--- sesungguhnya tidak beruntung betul. Artinya, masih banyak fakta sosial yang sengkarut. Tetapi, karena berhasil mempermainkan persepsi publik, maka The Mercys, bisa unggul. Jauh melebih pesaingnya, masing-masing PDI P dan Golkar.

Pesona berikutnya menyembul dari situs internet, www.andaluarbiasa.com. Terkaget karena alamat situs senyatanya tak jauh benar dari tempat tinggalku, yaitu di Citra Raya, Bitung, Tangerang ---tak sampai 40-an kilometer, dan lokasi itu kerap aku sambangi, karena merupakan tempat shoping dan main. Bukan hanya alamatnya yang membuat surprise. Lebih pada materi dari website pembangkit motivasi itu. Banyak artikel-artikel yang membangun kekuatan mental. Melejitkan potensi diri. Menyapa orang untuk meyakini bahwa everbody can do succes!

Padahal dulu, aku selewatan saja membaca buku-buku tentang how to, alias psikologi populer. Paling-paling melahap Dale Carnegie, Robert T Kiyoshaki, atau Danniell Colleman ---perkara pentingnya emotional inteligence. Tetapi belakangan, jadi rajin buka bacaan-bacaan tentang pembangkit jiwa itu. Baik versi populer, sekuler, atau bahkan islami sekalipun (sekelas novel-novel religius ala Habbiburahman El Shiradji).

Dari salah satu kontributor, namanya Ani.... memiliki daya sedot kuat. Kulahap artikelnya. Sebenarnya tuturannya sederhana saja, jauh dari kesan retorik atau sok ilmiah. Ia bertutur apa adanya. Tetapi ---ada kaitannya dengan persepsi--- teramat meyakinkan. Satu perkara cukup menarik. Ternyata Mbak Ani berlatar belakang TKW ---sebuah profesi yang hanya sekelas lebih baik dari budak, ini adalah persepsi publik, saking seringya para duta devisa itu dipublikasikan minor. Dia menulis dengan sepenuh hati, seperti dalam pengakuannya. Dampaknya menetes dalam hati bening ku. Lirih kalbu berbisik: dia saja bisa, mengapa?

Anis Baswedan dan Mbak Ani, menyambungkan dua mata rantai yang sama. Tradisi intelektual! Sebuah kebiasaan yang sesungguhnya bukan barang asing dalam hidupku. Tetapi terlalu lama aku terlepas dari ikatan komunitas itu, hingga mengabaikan dengan sengaja segala sesuatu yang berkait dengan intelektualitas. Petikan contoh dari orang-orang yang berpusar dalam olah pikiran, olah analisis adalah satu: aktivitas tulis menulis.

Nah, barangkali ujungnya akan serupa. Melahirkan niat dan itikad. Hari-hari terakhir ini sengaja aku memompa ambisi, agar sesuatu yang lama terpenjara di dalam jiwa raga bisa terangkat. Menulis. Menulis. Menulis. Itulah yang akan selalu aku lakukan. Dengan frekuensi tinggi, tentu saja.

Sesungguhnya aku ingin mensistematisasi kembali pilar-pilar kesuksesan yang ingin tergapai. Di aras teratas adalah nawaitu membangun akhlak (perbanyak amaliah, ibadah, shodaqoh, sholat, mengaji, silaturahmi, dan seterusnya). Pilar berikut, mendisplinkan diri dalam urusan kerja. Pilar penopang, rajin membaca (kembali). Pilar penopang, melipatgandakan kesabaran, optimisme, dan kemampuan menjaga amanah. Pilar tambahan, ingin sekolah S2, punya rumah, dan punya mobil. Ya Allah.... semangati hambamu untuk memburu kebaikan-kebaikan. Amien....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar